Tahun ini si kakak mulai belajar berpuasa, sebagai orang tua seneng banget ya. Sama deg-degan juga karena sebelum Ramadhan, kakak sempet tipesnya kumat.
Pola makan selama berpuasa menjadi lebih teratur dan terjaga ya. Dari jam makan sampai menu makanan. Karena waktu yang terbatas, maka menu makanan yang kami berikan semua tinggi protein hewani.
Protein hewani ini sangat penting bagi tumbuh kembang anak ya. Terutama untuk kenaikan berat badannya.
Biasanya kami mix dobel protein hewani untuk menunya supaya si kakak gak bosen. Misal nugget homemade sama telur dadar. Atau kaki naga sama nugget homemade. Yah, dibolak-balik aja deh, apa yang ada di kulkas hehe.
Setelah 1 minggu sukses belajar puasa, si kakak sudah semakin percaya diri untuk berpuasa. Dia juga semakin bersemangat untuk sahur. Apalagi di televisi ada tontonan kesukaannya ketika sahur hehe.
Dan sekarang, bulan Ramadhan sudah di penghujung. Anaknya masih semangat menyelesaikan puasa, alhamdulillah.
Nah, saat ini yang terbersit dalam pikiran, karena kakak sudah bisa melewati bulan Ramadhan ini dengan baik. Apakah perlu kami memberi dia reward untuk hal itu?
Jujur saja, kalau diberi reward saya menganggap kurang pas, karena bagaimana pun, berpuasa merupakan kewajiban kita sebagai umat Islam.
Sedangkan, jika tidak dikasi reward, kami melihat bagaimana dia berusaha melanjutkan puasa, walau di tengah hari selalu terucap, "ibu, aku haus".
Kasihan juga kalau tidak diberi reward kan.
Akhirnya saya dan suami memutuskan memberi si kakak reward atas usaha dan semangatnya. Sebagai rasa terima kasih kami atas kerja kerasnya menahan lapar dan haus selama berpuasa.
Akan tetapi, selain memberi reward kami juga menyampaikan bahwa jangan berpuasa karena semata-mata untuk mendapat hadiah.
Karena berpuasa merupakan kewajiban kita. Bapak sama ibu memberi hadiah karena senang sekali, kakak keren sudah mau belajar puasa.
Diharapkan si kakak semakin bersemangat beribadah dan belajar tentang ilmu agama.
0 komentar:
Posting Komentar